Sabtu, 15 Oktober 2016

Hari Jum’at, Hari Konsentrasi Ibadah

Hari Jum’at, Hari Konsentrasi Ibadah


Apa saja keistimewaan hari Jum’at? Bagi setiap umat, ada waktu yang Allah pilih sebagai hari yang jadi pemusatan pikiran untuk ibadah. Dalam sepekan, hari jum’at adalah hari untuk mengkonsentrasikan diri dalam ibadah. Di antara yang bisa diamalkan adalah memperbanyak shalawat dan membaca surat Al Kahfi.

Ketika menjelaskan keistimewaan hari Juma’t, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

Hari Jum’at adalah hari yang disunnahkan untuk memusatkan perhatian untuk ibadah. Hari Jum’at dibanding dengan hari lainnya memiliki keistimewaan di mana di dalamnya terdapat amalan wajib maupun sunnah.

Allah juga telah memberikan suatu hari bagi setiap umat di mana mereka punya waktu untuk berkonsentrasi dalam ibadah. Pada hari tersebut, mereka menyendiri untuk beribadah pada Allah. Adapun hari Jum’at adalah hari ibadah bagi umat Islam.


Hari Jum’at, Hari Konsentrasi Ibadah

Hari Jum’at adalah hari yang istimewa dari hari-hari lainnya, ibarat bulan Ramadhan adalah bulan istimewa dibanding bulan-bulan lainnya. Waktu dikabulkannya do’a pada hari Jum’at sama halnya seperti bulan Ramadhan yang memiliki satu waktu dikabulkannya do’a yaitu di malam Lailatul Qadar. Karenanya, siapa saja yang baik pada hari Jum’atnya, maka baik pula hari-hari lainnya. Begitu pula siapa saja yang baik Ramadhannya, maka baik bulan-bulan lainnya dalam setahun. Juga siapa yang baik hajinya, maka baik pula umurnya.

Hari Jum’at adalah timbangan baiknya hari dalam sepekan, sebagaimana Ramadhan adalah timbangan baiknya bulan dalam setahun. Adapun haji adalah timbangan baiknya umur seseorang. Wabillahit taufiq. (Zaadul Ma’ad, 1: 386).


Cara Memanfaatkan Waktu Ba’da Ashar Sampai Maghrib di Hari Jum’at untuk Berdoa

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

“Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan itu) di akhir saat setelah Ashar.” [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 703]

At-Tirmidzi rahimahullah berkata,

ورأى بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وغيرهم أن الساعة التي ترجى بعد العصر إلى أن تغرب الشمس

“Dan sebagian ulama, baik dari kalangan sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam maupun selain mereka berpendapat bahwa waktu yang diharapkan terkabulnya doa tersebut adalah ba’da Ashar sampai matahari terbenam.” [Shahihut Targhib, 1/171]

Penjelasan:

1) Zhahir, yang nampak jelas bahwa makna hadits ini mutlak (umum), berdoa setelah Ashar sampai Maghrib dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

2) Apabila dilakukan setelah sholat Ashar sambil menunggu sholat Maghrib di masjid maka ini lebih besar peluang dikabulkannya, karena orang yang menunggu sholat sama dengan orang yang sedang sholat.

3) Apabila sakit maka boleh dilakukan di rumah, lebih baik dilakukan di tempat ia melakukan sholat Ashar sambil menunggu Maghrib.

4) Seorang wanita juga dianjurkan untuk menunggu sholat Maghrib di tempat ia sholat Ashar di rumah seraya berdoa kepada Allah ta’ala.

5) Datang ke masjid lebih awal sebelum sholat Maghrib dengan maksud untuk berdoa setelah melakukan sholat tahiyyatul masjid.


وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


sumber :

Al-Ustâdz Abu Rumaysho, Muhammad Abduh Tuasikal bin Usman Tuasikal Hafizhahullâh

[Disarikan dari Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 30/270-271]








Tidak ada komentar:

Posting Komentar